Rabu, 24 Agustus 2016

Pegangan Dalam Menghadapi Hidup Di Zaman Fitnah Akhir Zaman oleh ust Oemar Mita Lc





Akhir zaman merupakan waktu di mana fitnah datang silih berganti bagai potongan malam yang gelap.

Waspadalah,  terhadap berbagai huru hara dan fenomena di era fitnah akhir zaman ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنٌ كَقَطْعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ

Sebelum datang kiamat ada beberapa fitnah seperti potongan malam yang gelap.” (HR. Hakim, Shahihul Jaami’ no. 2855)

Oleh karena fitnah yang datang begitu banyak, maka dibutuhkan pegangan agar seseorang tidak terbawa arus fitnah tersebut.

Yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah tersebut :

1. Menjaga tauhid dan menjauhi syirk.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirk), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’aam: 82)
 
2.  Berpegang teguh dengan kitabullah dan sunah Rasul-Nya dengan pemahaman As Salafush Shaalih (generasi pertama Islam) dan bersatu di atasnya.
Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ ، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِداَ عَلَيَّ الْحَوْضَ

Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara; kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya; kitab Allah dan sunahku, dan keduanya tidak akan berpisah sampai mendatangi telagaku.” (Syaikh Al Albani dalam Manzilatus sunah berkata: “Isnadnya hasan.”)

Tentang keharusan memahami keduanya (Alquran dan sunah) dengan pemahaman As Salafush Shaalih, Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَسَتَرَوْنَ مِنْ بَعْدِي اخْتِلَافًا شَدِيدًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْأُمُورَ الْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Kalian akan melihat setelahku perselisihan yang dahsyat. Maka kalian harus berpegang dengan sunahku dan sunah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Gigitlah sunah itu dengan geraham serta jauhilah perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat.” (Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Sabda Beliau “sunahku” adalah sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sabda Beliau “dan sunah para khalifah yang lurus…”adalah sunahnya para sahabat, yakni manhaj/jalan yang mereka tempuh dalam memahami agama, atau istilah lainnya “pemahaman mereka (para sahabat)”.

Inilah solusi agar kita tetap di atas hidayah/petunjuk ketika terjadi banyak perselisihan seperti di zaman sekarang.

Lebih lanjut, Silahkan simak dalam video kajian ust Oemar Mita berikut ini...




Video dapat diunduh di sini






Read more

Sabtu, 21 Desember 2013

Bedah Buku “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” Dibanjiri 2300 Peserta


Lebih dari 2.300 hadirin ikhwan dan akhwat serta 18 Ormas Islam yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Sunnah Yogyakarta bersatu menyelenggarakan bedah buku yang diterbitkan MUI Pusat “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” pada Ahad, (15/12) di Masjid Kampus UGM Yogyakarta.
Dalam acara tersebut Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, MS.i memimpin langsung deklarasi Masyarakat Pecinta Sunnah sebagai simbol bersatunya ormas-ormas Islam di Yogyakarta dalam menanggulangi dampak penyebaran ajaran syiah di Indonesia.
Deklarasi kemudian diakhiri dengan penandatanganan simbolis perwakilan masing-masing ormas dan dilanjutkan dengan bedah buku.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua MUI Pusat Prof. Dr. Yunahar Ilyas yang juga merupakan anggota tim penulis buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”, Ketua dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Dr. Muinudinillah Basri, M.A., Deklarator Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) pusat M. Zaitun Rasmin, Lc. M.A. serta Ustadz Fahrurazi Abu Syamil sebagai moderator.
Berikut ini,  isi teks deklarasi yang dibacakan di depan 2.300 umat Islam yang menghadiri acara tersebut:
Deklarasi Masyarakat Pecinta Sunnah Yogyakarta
Bismillahirrahmanirrahim
(Kalimat Syahadah)
Dengan nama Allah kami masyarakat muslim Yogyakarta, menyatakan sebagai bagian dari komunitas pecinta sunnah Nabi Saw, pecinta semua sahabat generasi pertama dri muhajirin dan Ansor, siap mengikuti manhaj dan sunnah dalam memenangkan Islam sebagaimana yang Allah perintahkan dan yang Rasulullah wasiatkan. Siap menghidupkan sunnah Nabi dalam kehidupan kami. Semoga Allah mengumpulkan kami dengan Nabi Muhammad Saw, keluarga beliau dan seluruh sahabat beliau dengan kecintaan kami kepada mereka.
Demikian pernyataan dari kami.
Yogyakarta, 15 Desember 2013

Mengetahui: Jamaah Shalahuddin UGM, FSLDK, LIDMI, Syam Organizer, FSRMY, Mahasiswa Pecinta Islam, Jamaah Ansharut Tauhid, Harakah Islamiyah, FORSALAMM, Indonesia Tanpa JIL – Yogyakarta, FKAM, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, KAMMI, Angkatan Muda Muhammadiyyah, Laskar Mujahidin, KMNU UGM, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Hias Organizer. 

sumber  : KIBLAT.NET
Read more

Ketua MUI Pusat: Kesesatan Ajaran Syiah Harus Dijelaskan Kepada Masyarakat


Ketua MUI Pusat Prof. Dr. Yunahar Ilyas, menganggap solusi terbaik untuk menanggulangi bahaya syiah adalah dengan cara memberikan pemahaman kepada masyarakat seluas-luasnya tentang kesesatan aqidah syiah dan mewaspadai pergerakan Syiah di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh tokoh Muhammadiyah itu dalam acara “Deklarasi Masyarakat Pecinta Sunnah Yogyakarta”, sekaligus Bedah Buku yang diterbitkan oleh MUI Pusat, “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia, pada Ahad, 15 Desember 2013 di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta.
Berkenaan dengan sikap MUI, Yunahar menegaskan bahwa “fokus MUI dalam menanggulangi dampak penyebaran syiah adalah dengan memahamkan masyarakat akan kesesatan ajaran syiah”. Adapun, mengenai penerbitan fatwa, selain proses di pusat yang lama, MUI belum melakukanya karena hal itu masuk dalam wilayah konflik sosial.
Pembicara yang lain, Deklarator MIUMI, Ustadz M. Zaitun Rasmin, Lc. M.A. menyampaikan materi tentang Penyimpangan Ajaran Syi’ah serta penanggulangannya. Menurutnya, sekurang kurangnya ada 5 ajaran yang mendasar dan sangat fatal yang menunjukkan penyimpangan aliran Syiah. Sebagaimana tertulis dalam buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” halaman 45-87,  yaitu:
1. Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak orisinil.
2. Syiah mengkafirkan mayoritas sahabat nabi seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman serta tidak menganggap Umul Mukminin ‘Aisyah dan Hafshah sebagai Ahlulbait.
3. Syiah menganggap seluruh umat Islam selain Syiah adalah kafir dan masuk neraka.
4. Syiah meyakini bahwa para Imam mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan para nabi dan rasul
5. Syiah juga meyakini halalnya nikah Mut’ah bahkan menggolongkan perbuatan tersebut sebagai salah satu bentuk ibadah.
Adapun penanggulangan yang dia sarankan adalah:
1. Setiap orang Islam harus menjadi agen sosialisasi bagi masyarakat tentang penyimpangan ajaran Syiah, disertai pengetahuan dan hujjah yang kuat tentangnya.
2. Umat Islam harus mempunyai pemuda-pemuda ahli yang terus mengkaji ilmu ilmu tentang ajaran syiah,
3. Harus dibentuk aliansi Ahlus Sunnah pecinta keluarga dan sahabat Rasulullah,
4. Harus ada gerakan penanggulangan secara kultural maupun struktural.
Tercatat 18 ormas yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Sunnah antara lain: Jamaah Shalahuddin UGM, FSLDK, LIDMI, Syam Organizer, FSRMY, Mahasiswa Pecinta Islam, Jamaah Ansharut Tauhid, Harakah Islamiyah, FORSALAMM, Indonesia Tanpa JIL – Yogyakarta, FKAM, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, KAMMI, Angkatan Muda Muhammadiyyah, Laskar Mujahidin, KMNU UGM, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Hias Organizer.

sumber  KIBLAT.NET,
Read more

Habib Rizieq Shihab Dukung Undang-undang Pelarangan Ajaran Syiah di Indonesia


Habib Rizieq Shihab mendukung adanya peraturan atau undang-undang yang melarang aliran syiah menyebarkan ajarannya di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh tokoh Front Pembela Islam dalam acara “Seminar Mengurai Problema Sunni-Syiah dalam Perspektif Ukhuwah” di Islamic Centre Bekasi pada Rabu pagi (11/12).
Habib Rizieq mengutarakan bahwa pernah ada Muktamar Sunni-Syiah pada 21-22 Januari 2007 di Doha, Qatar. Pada pertemuan itu para tokoh menyimpulkan tiga poin penting.
Pertama, dilarang menghina atau melecehkan segenap ahlul bait Nabi Saw termasuk seluruh istrinya. Seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali.
“Ini sudah menjadi kesepakatan, gak boleh ada lagi yang menghina keluarga Nabi, sahabat Nabi tanpa terkecuali. Kalau mau berdialog, bersaudara, bertoleransi maka poin pertama ini harus ditepati oleh semua pihak,” ujar Habib Rizieq dalam kesempatannya.
Yang kedua, dan ini tidak kalah pentingnya, tekan Habib Rizieq. Dilarang melakukan misionarisme ajaran tertentu di wilayah yang lain. Indonesia ini negeri Ahlu sunnah waljamaah. Oleh karenanya, orang-orang syiah tidak boleh melakukan misionaris syiah di Indonesia.
“Jadi, saya setuju dengan apa yang disampaikan Dr. Kamal tadi. Kalau di Malaysia ada undang-undang yang melarang syiah untuk menyebarkan ajarannya. Mestinya di Indonesia juga dibuat undang-undang yang sama,” ujar Habib yang disahuti teriakan takbir para hadirin.
“Tidak boleh saudara, syiah menyebarkan ajarannya di negeri sunni. Itu akan menimbulkan konflik. Begitu juga sebaliknya, gak ada kan cerita orang sunni ke Iran untuk mensunnikan Iran. Gak ada sodara,” tegasnya lagi.
Habib menjelaskan bahwa di Iran itu penduduknya mayoritas beragama syiah. Jadi tidak boleh Ahlusunnah disana memaksakan ajarannya kepada orang syiah di Iran. Ia mempersilahkan jika Iran membuat peraturan melarang ajaran Ahlusunnah di negaranya.
“Tapi kita juga punya hak untuk bikin aturan. Indonesia merupakan negeri Ahlusunnah wal jamaah. Selain Ahlusunnah wal jamaah, tidak boleh menyebarkan ajarannya di Republik Indonesia,” seru habib Rizieq diiringi pekikan ‘Allahu Akbar’ dari para jamaah.
Kemudian yang ketiga, mendorong para ulama untuk menggalakkan dialog. Jika ini terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan ada lagi perpecahan yang terjadi.
Habib Rizieq menukil pernyataan Syaikh Yusuf Qardhawi yang kecewa terhadap syiah yang selalu melanggar komitmen. ”Anda boleh tinggal di negeri sunni kami tidak larang. Anda ingin mengamalkan ajaran anda silahkan. Tapi kenapa minoritas sunni di negara anda (Iran, red) kok diganggu? Sehingga sulit untuk menjalankan keyakinannya. Kami tidak pernah berusaha mensunnikan negeri syiah. Lalu kenapa anda mengirim dai-dai anda para misionaris untuk mensyiahkan negeri sunni?? Kalau itu yang anda lakukan berarti anda tidak serius membangun dialog peradaban sunni dan syiah,” ujar Habib mengutip perkataan Syaikh Yusuf Qardhawi.
“Kenapa di masyarakat bawah masih ada yang mencaci sahabat, bahkan hingga tingkat pimpinan menerbitkan dan menerjemahkan kitab-kitab yang mencela sahabat dan istri Nabi Saw. Bahkan disebarluaskan di negeri Sunni. Kalau begini caranya, kata Yusuf Qardhawi. Saya mundur! Anda hanya memanfaatkan kami untuk menyebarluaskan ajaran syiah”.
Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, Habib Rizieq dipasangkan bersama Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin, peneliti syiah Malaysia. Ratusan pesertsa seminar tampak memadati ruangan diskusi Islamic Centre Bekasi. Acara berakhir sekira pukul 11.30, menjelang shalat dzuhur.

sumber: KIBLAT.NET
Read more

Senin, 16 Desember 2013

Bersatu Bentengi Akidah Umat dari Virus Syiah

Meski Semarang dikenal sebagai poros gerakan Syiah di Jawa Tengah, namun kesadaran masyarakat untuk membentengi akidah umat dari bahaya Syiah sangatlah kuat.
Hal itu dapat dilihat dari animo ribuan masyarakat Semarang yang berbondong-bondong menghadiri Seminar dan Bedah Buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam, Minggu (01/12) di Masjid Mangun Karso, Semarang, Jawa Tengah.
Berbagai ormas maupun lembaga Islam pun turut hadir dalam acara yang digelar oleh Forum Al Kautsar dan Syam Organizer ini di antaranya, Majelis UlamaIndonesia (MUI) Front Pembela Islam (FPI), Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin (MM), Dewan Dakwah, dan ormas-ormas Islam lainnya.
Ketua Syam Organizer Semarang, Abu Hanan, menyebut ini adalah acara yang paling banyak dihadiri Muslim Semarang dari sekian event sebelumnya.
“Alhamdulillah acara seminar-bedah buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam di Semarang berjalan lancar dan mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat Semarang san sekitarnya. Masjid dipenuhi peserta yang menyimak pemaparan ketiga pembicara,” kata Abu Hanan dikutip dari Islampos.
Dalam pemaparannya, Anggota Majelis Syariah Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Fuad Al Hazimi mebongkar kerancuan Syiah dalam mengkafirkan sahabat mulia nabi. Sebab jika Ali mengkafirkan Umar dan para sahabat, kenapa Ali justru menamai ketiga anaknya dengan nama Abu Bakar, Umar, Utsman. Bahkan Ali menikahkan anaknya dengan Umar.
“Inilah bukti kecintaan Ali kepada para sahabat nabi,” ujarnya.
Sementara itu, Pizaro menjelaskan pengalamannya saat bedah buku selama sepekan di Malaysia. Dia menilai penanganan Syiah di Malaysia sangat baik. Sebab pemerintah dan ulama sepakat Syiah sebagai kelompok menyimpang dan merusak kesatuan umat Islam.
“Syiah benar-benar tiarap di Malaysia. Saat kajian di Malaysia, saya sering melihat para Ustadz meminta masyarakat untuk segera melaporkan ke polisi jika mencium aktivitas Syiah. Saya masih mimpi itu terjadi di Indonesia,” kata Pizaro.
Sedangkan Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta, Anung Al Hamat Lc. M.Pd.I berharap agar acara ini menjadi tonggak bagi umat Islam di Semarang untuk bergerak membentengi akidah Ahlussunah wal Jama’ah dari serangan kelompok Syiah.
“Semarang adalah poros Syiah di Jawa Tengah setelah Pekalongan. Sudah seharusnya umat Islam di Semarang bersatu membentengi akidah umat,” pesan alumni Al Azhar Kairo itu.
Di akhir acara, Syam Organizer menggelar penggalangan dana untuk muslim Suriah dan terkumpul dana Rp 14.795.000,- dua cincin emas, satu buah jam tangan, dan satu mobil Honda Civic.

sumber :  (Islampos)

Read more

AL-KHANSA’ ; Ibunda para Syuhadaa’


“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya”

Itulah kalimat yang keluar dari lisan Al-Khansa’, ketika mendengar ke-empat anaknya gugur sebagai syuhadaa’ dalam perjuangan menegakkan Islam dalam perang Qodissiyah. Perempuan yang melahirkan para mujahid ini, dengan penuh ketabahan dan kesabaran telah mengokohkan anak-anaknya di medan jihad. Ia adalah Al Khansa’ sebutan dari seorang wanita yang bernama Tumazhir binti ‘Amru bin Syarid as-Sulami.
Ia masuk Islam tatkala mendengar dakwah Islam, ia bersama kaumnya Bani Sulaim mendatangi RasululLah dan menyatakan keislamannya. Ia ahli dalam syair. Bahkan suatu ketika Rasulullah menyuruhnya untuk melantunkan syair-syairnya. RasululLah kagum atas keindahan syairnya, beliau menyuruh Al-Khansa’ untuk melanjutkan syair’syairnya.
Ketika terjadi peperangan Qodisiyyah [Iraq], Al Khansa’ bersama keempat putra turut dalam peperangan. Ia menasehati putera-putera agar gagah dan tabah dalam perjuangan.
“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haq selain Dia, kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal [paman, saudara laki-laki ibu] kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak pernah menyamarkan nasab kalian”.
“Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah negeri akherat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana, sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga [di perbatasan negerimu] dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.[Ali Imran: 200]
“Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi.
Apabila pertempuan mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah bekecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan”.
Nasehat sang ibu ini membangkitkan semangat juang keempat putranya untuk maju di medan perang. Dengan gagah berani, di saat fajar menyingsing dengan menghunus pedang, mereka menghadang para musuh Allah sambil bersyair:
Saudaraku, ingatlah pesan ibumu
Tatkala ia menasehatimu di waktu malam
Nasehatnya sungguh jelas dan tegas,
Majulah dengan geram dan wajah seram
Yang kalian hadapi nanti hanyalah
Anjing-anjing Sasan yang mengaum geram
Mereka telah yakin akan kehancurannya
Maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram
Atau kematian yang penuh keberuntungan
Begitulah, ia melesat bagai anak panah ke tengah-tengah musuh, berperang mati-matian, sampai akhirnya ia gugur sebagai syuhada. Majulah anak kedua sambil bersya’ir;
Ibunda adalah wanita yang hebat dan tabah,
Pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana
Ia perintahkan kita dengan penuh kebijaksanaan
Sebagai nasehat yang tulus bagi puteranya
Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka
Dan raihlah kemenangan yang nyata
Atau kematian yang sungguh mulia
Di jannah al-Firdaus yang kekal selamanya
Kemudian ia bertempur, menghancurkan musuh sampai titik darah penghabisan, akhirnya gugur sebagai syuhada menyusul saudaranya. Lalu anak yang ketiga mengikuti jejak kedua saudaranya, sambil bersyair ia maju ke medan pertempuran;
Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu
Perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang
Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran
Maka majulah dengan gagah ke medan perang
Hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu, bagaimana cara berjuang
Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan
Raihlah kemenangan meski maut menghadang
Iapun tertempur mati-matian, sampai akhinya menyusul kedua saudaranya, gugur sebagai syuhada.
Majulah anak keempat menyusul ketiga saudaranya. Ia maju ke medan pertempuran seraya bersyair;
Aku bukanlah anak si Khansa’ maupun Akhram
Tidak juga Umar atau leluhur yang mulia
Jika aku tak menghalau pasukan Ajam [asing]
Melawan bahaya dan menyibak berisan tentara
Demi kemenangan yang menanti, dan kejayaan
Ataulah kematian, di jalan yang lebih mulia
Begitulah, ia bertempur habis-habis memperjuangan agama Allah. Bertempur dengan gagah berani yang akhirnya mengantarkan ia menyusul ketiga saudaranya, gugur sebagai syuhada’.
Begitu mendengar keempat anaknya gugur sebagai syuhada, Al-Khansa’ dengan tabah berucap, “Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya”
Figur seorang ibu yang sukses mengantarkan anak-anaknya sebagai syuhada. Ibu yang dari rahimnya melahirkan para syuhada yang dengan gagah berani bertempur melawan musuh memperjuangkan agama Allah. [Sumber: Ibunda Para Ulama]
Read more